Monday, January 19, 2009

Kawan, Berhentilah...

Berhentilah kawan...

Memang belum usai apa yang kau kerjakan. Belum tergapai apa yang kau inginkan. Namun ragamu lelah, jiwamu kelu.

Berhenti itu indah, seperti nafas. Tak melulu menghirup oksigen, pun tak melulu menghempaskan asam arang. Waktu di antaranya, yang sangat sesaat itu, adalah rehat. Indah bukan?

Kawan, manusia moderen sering abai tentang berhenti. Karena itu, mereka perlu dipaksa dengan lampu merah, agar menyempatkan berhenti ketika berkendara. Tak sedikit yang uring-uringan karena itu. Seolah hidup mereka akan hancur karena berhenti. Lupa, bahwa jeda bukanlah usai.

Bagi manusia moderen, kantuk bukanlah tanda bagi tubuh untuk beranjak tidur. Mereka melawan. Maka beragam obat diramu untuk melenyapkan kantuk, laris manis terjual. Aneh. Pun soal hasrat, satu atau dua kali dianggap belum hebat, maka terjelmalah obat kuat. Hak istirahat bagi "burung" pun terlanggar. Aneh.

Istirahat, berhenti sesaat, jeda, tak membuat hidup ini usai. Hidup tak pernah usai. Karena itu kita perlu istirah...

Bagi manusia, mati berkalang tanah pun bukan pertanda usai, itu hanya istirahat untuk kehidupan abadi. Bisa melelahkan. Bisa Menyenangkan.

Kawan, berhentilah karena berhenti itu indah.