Thursday, June 21, 2007

Jurnalis VS Realitas

Berita adalah pernyataan dari kenyataan. Ia dirangkai sedemikan rupa atas dasar fakta yang ditemukan oleh pencari berita (jurnalis) baik melalui wawancara dengan nara sumber yang dianggap kredible atau kunjungan langsung ke lapangan, sang jurnalis mengumpulkan dan melihat peristiwa dengan indera yang dimilikinya.

Berita adalah statement of facts. Tak ada berita yang dimunculkan oleh media massa cetak maupun elektronik, yang tak berdasarkan kenyataan. Karenanya berita, selalu bisa ditelusuri. Para koeli tinta, sangat akrab dengan rumus 5 W plus 1 H. What, where, when, who, why dan how. Kejadian apa, dimana, kapan, siapa yang terlibat, kenapa dan bagaimana itu terjadi.

Berita bukanlah kabar burung. Karena itu, harus ada proses chek and rechek yang dijalankan sebelum disiarkan. Ada cover both side, keberimbangan informasi yang harus dijaga bila kabar itu menyangkut kepentingan beberapa pihak, agar adil.

Berita bukanlah opini jurnalis. Bila tak ada peristiwa yang terjadi atau pernyataan atas situasi politik, sosial, ekonomi, budaya, kesehatan, kemanan, kenyamanan atau ha-hal lain dari ”orang lain”, jurnalis tak boleh berimajinasi dan menyajikan hayalan atau uneg-unegnya kepada khalayak sebagai berita. Jurnalis bukanlah pengarang cerpen, pembuat puisi atau penulis surat pembaca.

Saat kita baca majalah atau koran pagi ini, menonton berita dan gosip di teve, masihkah kita yakin bahwa apa yang kita baca sebagai realitas yang sesungguhnya ataukah hanya realitas media yang direka-reka oleh sang jurnalis?

Semarang, 22 Juli 07

1 comment:

  1. Oi, achei teu blog pelo google tá bem interessante gostei desse post. Quando der dá uma passada pelo meu blog, é sobre camisetas personalizadas, mostra passo a passo como criar uma camiseta personalizada bem maneira. Até mais.

    ReplyDelete