Monday, December 1, 2008

Big Problem, Politik Jilid 3

Beberapa waktu lalu, sebuah parpol (Hemm..parpol kok, sebuah), mengundang fasilitasi pengembangan strategi kampanye bagi para kandidat yang akan memperebutkan kursi DPRD Kab, Provinsi dan RI.

Ini undangan kali kedua, setelah beberapa bulan yang lalu meminta fasilitasi design strategi kampanye bagi Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) tingkat Provinsi. Bila saat fasilitasi untuk Bapilu, aura semangat dan optimisme parpol itu tercium tebal, menambal kelemahan mereka soal teknis pengembangan strategi. Maka pada acara yang kedua ini, hanya terlihat samar, seperti embun yang akan segera sirna begitu panas memanggang. Itu masalah pengurus partai, bukan persoalan saya.

Saya lebih tertarik untuk melihat sejauhmana para politisi itu cukup informasi untuk mendapatkan kursi yang mereka idam-idamkan. Semisal, hari yang tersedia hingga Pemilu 2009. Ternyata mereka harus masih mencongak untuk menghitung sisa hari hingga hari H. No problem.

Lanjut. Soal jumlah pemilih di tiap Dapil masing-masing. Perbandingan jenis kelamin, kelompok umur, profesi dan seterusnya. Syukurlah, tak butuh waktu panjang menggu jawaban, mereka tak perlu mengeja atau mencongak karena tak mempunya informasi soal-soal tersebut. No problem.

Memang tugas fasilitator untuk membantu mengurutkan hal-hal tersebut, hingga menjadi gambar peta yang dapat dilongok, bila perlu. Syukurlah, sang ketua Partai punya data relatif komplit untuk Dapil tersebut, walaupun masih dalam bentuk Data Penduduk Potensi Pemilih Pemilu (DP4), hingga basis TPS. Sungguh sayang belum disahare ke suluruh kader. "Takut bocor," katanya. Oalah itu data kan bisa didapat dengan mudah tinggal minta ke KPU. Beres?

Sekarang, sebagai calon pemilih, saya minta para politisi itu menyebutkan kelebihannya, agar saya mencentang ato menusuk nomor-nya saat di bilik pemilih. Hemm... mereka kesulitan. It's big problem!

No comments:

Post a Comment