Wednesday, May 9, 2007

Lelah, Bosan Ataukah...


Sering, aku merasa lelah. Bukan karena tenagaku terkuras usai kerja keras. Ia hinggap begitu saja menyergap bak musuh dalam selimut. Menelikung seluruh energiku hingga luruh, amblas melayang bersama angan yang menjadi bayang-bayang tanpa akhiran.

Kadang aku berpikir itu bukanlah rasa lelah, tapi hanyalah saudara kembar sang-lelah yang bernama kebosanan. Untuk itu, aku kemudian berusaha untuk tak melakukan segala sesuatu berulang-ulang agar bosan itu tak hinggap, menyerap sari semangat yang kian sulit untuk ditumpuk dan digerakkan. Namun, bagaimana aku bisa bosan hanya karena mengulang-ulang? Bukankah bila alasan kebosanan karena keberulangan, yang pertama layak kurasakan untuk bosan adalah bernapas! Karena puluhan tahun ia terus kuulang dalam ritme yang semuanya nyaris sama. Bosankah aku bernapas?

Lantas aku berpikir, ini mungkin bukan lelah atau bosan tapi lebih dahsyat dari keduanya, bisa jadi ini adalah ibu tiri dari rasa lelah dan bosan yang bernama malas! Hahaha… bisa jadi iya. Aku lebih sering berlindung di balik kata bosan untuk mengesankan telah sering kulakukan hingga tak lagi menantang dan menarik! Pun, aku sering menggunakan tameng kata lelah, untuk menunjukkan seolah ku telah bekerja keras saat melakukannya.

Dan saat menyebut kata pemalas, terbayang di benaku para pengemis yang menengadahkan tangan meminta-minta. Tapi beberapa hari ini aku mengamati para pengemis di lampu-lampu merah, juga mereka yang menelusuri gang-gang perkampungan, menyambangi pintu rumah satu persatu. Aku tidak menangkap tulisan kemalasan ada di kening mereka. Menurutku, para pengemis adalah kaum terbaik yang mempraktikan makna kata ketekunan. Bagaimana bisa pemalas jalan berkilo-kilo meter, bertahan di bawah terik matahari, menghadapi penolakan-penolakan hanya untuk receh seharga satu atau dua bungkus permen? Menurutku merekalah para nabi ketekunan.

Motivasi! Tiba-tiba aku ingat kata itu. Semua itu soal niat dan tujuan. Bisa jadi semua ini kurasakan karena aku sendiri tak paham apa arah akhir dari tiap upaya yang kujalankan. Yang kutahu aku tak bosan bernapas karena ingin tetap hidup!

Bagaimana dengan kamu?

Hotel Carlita 206, Tegal
9 Mei 2007 - 08.15 WIB

1 comment:

  1. Kondisi lumrah yang mungkin sudah dialami hampir semua orang di bumi ini, termasuk saya.

    Rutinitas memang membosankan, melelahkan dan 'memalaskan'. Mungkin terlalu klise kalau saya bilang solusinya adalah istrahat atau liburan. Namun itulah yang terjadi pada saya.

    Pada dasarnya orang mungkin memang butuh tantangan (baca: variasi). Melakukan hal yang sama berulang-ulang akan berujung pada kebosanan. Jadi, seperti manusia kebanyakan saya perlu liburan untuk mengalahkan rasa bosan tadi.

    Salam kenal.......

    ReplyDelete